KODE BABI PADA SUATU PRODUK [02:29 PM, 14-Sep-11] (Oleh Dr.M.Anjad Khan)
Salah seorang rekan saya bernama Shaikh Sahib bekerja sebagai pegawai
di Badan Pengawasan Obat & Makanan (POM) di Pegal, Perancis.
Tugasnya adalah mencatat semua merek barang, makanan dan obat-obatan.
Produk apapun yang akan disajikan suatu perusahaan ke pasaran, bahan-
bahan produk tersebut harus terlebih dahulu mendapat ijin dari Badan
pengawas Obat dan Makanan Prancis dan Shaikh Sahib bekerja di Badan
tersebut bagian QC , oleh sebab itu dia mengetahui berbagai macam bahan
makanan yang dipasarkan. Banyak dari bahan- bahan tersebut dituliskan
dengan istilah ilmiah namun ada juga beberapa yang dituliskan dalam
bentuk matematis seperti E-904, E-141. Awalnya, saat Shaikh Sahib
menemukan bentuk matematis tersebut, dia penasaran dan kemudian
menanyakan kode matematis tersebut kepada seorang perancis yang
berwenang dalam bidang itu dan orang tersebut menjawab ” KERJAKAN SAJA
TUGASMU, DAN JANGAN BANYAK TANYA!’. Jawaban tersebut menimbulkan
kecurigaan buat Shaikh Sahib dan dia kemudian mulai mencari tahu kode
matematis tersebut dalam dokumen yang ada. Ternyata apa yang dia temukan
cukup mengagetkan kaum muslim di dunia. Hampir diseluruh negara barat
termasuk Eropa, pilihan utama untuk daging adalah daging babi.
Peternakan babi sangat banyak di negara-negara tersebut. Di perancis
sendiri jumlah peternakan babi mencapai lebih dari 42.000. Jumlah
kandungan lemak dalam tubuh babi sangat tinggi dibandingkan dengan hewan
lainnya. Namun orang eropa dan amerika berusaha menghindari lemak-
lemak tersebut. Kemudian yang menjadi pertanyaan ekarang; dikemanakan
lemak- lemak babi tersebut ? jawabannya adalah: Babi-babi tersebut
dipotong di rumah- rumah jagal dalam pengawasan Badan POM dan yang
membuat pusing Badan tersebut adalah membuang lemak yang sudah
dipisahkan dari daging babi. Dahulu kira-kira 60 tahun yang lalu,
lemak-lemak tersebut dibakar. Kemudian mereka berpikir untuk
memanfaatkan lemak-lemak tersebut. Sebagai awal ujicobanya mereka
membuat sabun dengan bahan lemak tersebut dan ternyata itu berhasil.
Lemak-lemak tersebut diproses secara kimiawi, dikemas sedemikian rupa
dan dipasarkan. Dalam pada itu negara-negara di Eropa memberlakukan
aturan yang mengharuskan bahan-bahan dari setiap produk makanan, obat-
obatan harus dicantumkan pada kemasan. Oleh karena itu bahan yang
terbuat dari lemak babi dicantukam dengan nama Pig Fat (lemak babi) pada
kemasan produk. Mereka yang sudah tinggal di Eropa selama 40 tahun
terakhir ini mengetahui hal tersebut. Namun produk dengan bahan lemak
babi tersebut dilarang masuk ke negara-negara Islam pada saat itu
sehingga menimbulkan defisit perdagangan bagi Negara pengekspor. Menoleh
ke masa lalu, jika anda hubungkan dengan Asia Tenggara, anda mungkin
tahu tentang factor yang menimbulkan perang saudara. Pada saat itu,
peluru senapan dibuat di Eropa dan diangkut ke belahan benua melalui
jalur laut. Perjalanannya memakan waktu berbulan-bulan hingga mencapai
tempat tujuan sehingga bubuk mesiu yang ada di dalamnya mengalami
kerusakan karena terkena air laut. Kemudian mereka punya ide untuk
melapisi peluru tersebut dengan lemak babi. Lapisan lemak tersebut harus
digigit dengan gigi terlebih dahulu sebelum digunakan. Saat berita
mengenai pelapisan tersebut tersebar dan sampai ketelinga tentara yang
kebanyakan Muslim dan beberapa Vegetarian ( orang yang tdk makan
daging), maka tentara – tentara tersebut menolak berperang sehingga
mengakibatkan perang saudara (civil war). Negara-negara Eropa mengakui
fakta tersebut dan kemudian menggantikan penulisan lemak babi dalam
kemasan dengan menuliskan lemak hewan. Semua orang yang tinggal di Eropa
sejak tahun 1970 – an mengetahuinya. Saat perusahaan produsen ditanya
oleh pihak berwenang dari negara Islam mengenai lemak hewan tersebut,
maka jawabannya bahwa lemak tersebut adalah lemak sapi & domba,
walaupun demikian lemak-lemak tesebut haram bagi muslim karena
penyembelihan hewan ternak tersebut tidak mengikuti syariat islam. Oleh
karena itu produk dengan label baru tersebut dilarang masuk ke
negara-negara islam. Sebagai akibatnya, perusahan-perusaha produsen
menghadapi masalah keuangan yang sangat serius karena 75% penghasilan
mereka diperoleh dengan menjual produknya ke Negara islam, dimana laba
penjualan ke negara islam bias mencapai milliaran dolar. Akhirnya mereka
memutuskan untuk membuat kodifikasi bahasa yang hanya dimengerti oleh
Badan POM sementara orang awam tidak mengetahuinya. Kode tersebut
diawali dengan kode E-CODES. E- INGREDIENTS ini terdapat di banyak
produk perusahaan multinasional termasuk pasta gigi, sejenis permen
karet, cokelat, gula- gula, biscuit, makanan kaleng, buah-buahan
kalengan dan beberapa multi vitamin dan masih banyak lagi jenis produk
makanan & obat-obatan lainnya. Semenjak produk – produk tersebut di
atas banyak dikonsumsi oleh negara-negara muslim, kita sebagai
masyarakat muslim tidak terkecuali sedang menghadapi masalah penyakit
masyarakat yakni hilangnya rasa malu,kekerasan dan seks bebas(kumpul
kebo). Oleh karenanya, saya mohon kepada semua umat islam untuk
memeriksa terlebih dahulu bahan-bahan produk yang akan kita konsumsi dan
mencocokannya dengan daftar kode E-CODES berikut ini. Jika ditemukan
kode-kode berikut ini dalam kemasan produk yang akan kita beli, maka
hendaknya dapat dihindari karena produk dengan kode- kode tersebut di
bawah ini mengandung lemak babi : E100, E110, E120, E 140, E141, E153,
E210, E213, E214, E216, E234,E252,E270, E280, E325,E326, E327, E334,
E335, E336, E337, E422, E430,E431, E432, E433,E434, E435, E436,
E440,E470, E471, E472, E473, E474, E475,E476, E477, E478, E481, E482,
E483, E491, E492, E493,E494, E495, E542,E570, E572, E631, E635, E904.
Adalah tanggung jawab kita semua sebagai umat islam untuk mengikuti
syariat islam dan juga memberitahukan informasi ini kepada
saudara-saurdara kita. Semoga manfaat, M. Anjad Khan Medical Research
Institute United States
sumber : http://fahiqom.mywapblog.com/ciri-makanan-dan-minuman-yang-mengandung.xhtml
Tidak ada komentar:
Posting Komentar